Covid-19
Covid-19
Image Source : kompas.com
1. Dampak covid-19 terhadap tata cara ibadah agama.
-Di negara Mekkah tepat nya di Masjidil Haram yang mana biasanya merupakan tempat keramaian untuk beribadah oleh umat islam yakni peziarah dari berbagai negara,kini telah berkurang sangat drastis.
-Di afrika selatan, pemuka agama ummat islam memanfaatkan shalat jumat berjamaah untuk memberi nasehat kepada jamaahnya umtuk ikut serta dalam melakukan pencegahan covid-19. Tokoh Mohammed Allie dai BBC afrika mengatakan bahwa umat di masjidnya disarankan agar tidak berjabat tangan atau berpelukan sesudah ibadah.
-Narendra Mordi selaku perdana mentri india mengatakan tidak akan mengambil bagian dari perayaan public holi kali ini (tahun in), ia menyarnkan agar orang orang menghindari pertemuan yang ramai dan besar yakni banyaka orang.
-Kepala Rabi Israel David Lau telah mengeluarkan imbauan untuk tidak menyentuh ataupun mencium mezuzah,yaitu gulungan berisi tentang ayat ayat agama yang ditempatkan di tiang pintu rumah yang biasanya disentuh atau dicium ketika memasuki bangunan maupun ruangan. Konferensi rabi eropa juga telah menyarankan orang orang untuk tidak mencium barang barang seperti gulungan taurat.
-Di Vatikan sendiri tokoh yang bernama Paus Fransiskus memilih untuk tidak menyampaikan berkat tradisonal minggu dari teras jendela yang menghadap lapangan santo petrusdan menggantinya dengan menyampaikan berkat minggu secara lansung melalui media internet, dalam upaya untuk mengurangi keramaian di vatikan itu sendiri.
-Gereja gereja katolik dari Ghana hingga Ameika Serikat dan eropa telah mengubah cara melaksanakan misa guna untuk mencegah penyebaran dari civid-19. Para imam gereja meletakkan hosti atau roti sakramen di tangan para jemaat dari pada di lidah. Mereka juga berhenti memberi anggur di piala komunal alih alih berjabat tangan saat tanda perdamaian dalam prosesi ibadah, anggota jemaat diminta hanya mendoakan jemaat yang duduk di sebelahnya.
2. Hubungan antara Virus Corona (covid-19) dengan agama.
Agama seolah tidak berdaya. Bagi kaum jabariyah (fatalism), hanya bisa berserah, sambil berharap keajaiban. Bagi kaum qodariah (rasionalism) tetap berusaha agar tidak terpapar virus. Sedangkan ilmu pengetahuan kesehatan/kedokteran berjibaku keras untuk menemukan jalan keluar. Menemukan vaksin atau obat penangkal. Peristiwa besar ini memberi pelajaran besar bagi peradaban manusia, bahwa ilmu pengetahuan memegang peran utama dalam mengatasi berbagai persoalan. Agama yang menjadi denyut nadi masyarakat Indonesia juga harus bergelut dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, tidak sekedar ritual keagamaan semata.
3. Cara Islam menyikapi Covid-19.
1. Senantiasa berlindung kepada Allah dengan membaca doa-doa pelindung yang bersumber dari Al-Qur’an ataupun dari doa-doa yang bersumber dari Nabi SAW.
2. Berikhtiar untuk pencegahan dengan melakukan usaha-usaha pencegahan agar virus ini tidak menular kepada diri kita atau kepada orang-orang yang kita sayangi.
Ikhtiar dalam skala individu, seperti : rutin menjaga kesehatan, rutin mencuci tangan, rutin memakan dari makanan-makanan yang baik, rutin ber wudhu, serta menghindari keluar rumah dan berkumpul di tempat keramaian bila tidak diperlukan.
Ikhtiar dalam skala berjamaah, seperti : melakukan isolasi kepada mereka-mereka yang terkena virus atau mereka yang tercurigai terkena virus.
Terimakasih, semoga bermanfaat.
Stay Healthy.
..

Komentar
Posting Komentar